01/08/11

Warna-Warni Cerita Ramadhan 1432H ala Shinta (Part 1)

Ramadhan buat saya, adalah bulan penuh cerita. Yeap, seperti cerita2 Ramadhan tahun-tahun sebelumnya yang berwarna warni, bukan hanya melulu cerita sedih dan mendayu.

Semalam, saya sholat tarawih dimushala dekat dengan kostan. Menurut hasil survey saya selama empat tahun menjadi penghuni daerah kuningan dan sekitarnya, mushala yang terletak disamping SD Inpres itu, mempunyai beberapa keuntungan yang menjadi pertimbangan “layak tidaknya” menjadi mushala favorit saya (halahhh). Rakaatnya yang berjumlah 23 (sejak kecil terbiasa sholat dimesjid yang juga melaksanakan shalat taraweh plus witir sebanyak itu), tempat wudhunya yang dekat dengan tempat jamaah wanita, wc nya bersih dan banyak airnya (kalo kebelet bisa gampang kabur ke wc), para warga yang ramah dan bersahaja (raut wajah tulus dengan pakaian sederhana namun bersih, lebih berkesan buat saya, ketimbang para penghuni mesjid elit yang selesai sholat jamaah sibuk dengan gadget masing-masing ato sibuk memoles kembali riasan mereka), juga alasan yang mungkin gak penting buat sebagian orang tapi sangat amat penting sekali buat saya, dimushala sekecil itu, disediakan air minum kemasan dalam gelas yang bisa diambil sebanyak-banyaknya (sampai sekarang saya penasaran,siapa penyumbang mulia yang selalu berbaik hati menyediakan minuman untuk para jamaah tersebut).

Saya yang hobi datang mepet setelah adzan, pada hari-hari pertama selalu saja kebagian di saf belakang. Semalam, seperti biasa, saya juga datang telat (bangga…hahahaha). Tapi bukan Shinta namanya kalo tidak bisa menemukan tempat nyaman, strategis plus dinamis diantara para jamaah wanita yang sudah siap untuk sholat. Selip kiri, selip kanan, dapatlah tempat lumayan cihuy dideretan kedua….lumayan :D
Sholat Isya dan Tarawih dijalanin seperti biasa, tidak ada adegan salah berdiri atopun salah baca hafalan dari sang imam (maklum, salah satu khasnya mushalal ini adalah imamnya yang sudah lumayan sepuh, setahun sekali selama Ramadhan, pasti ada aja ulah lucu sang imam disebabkan factor “U”).

Cerita lucu pertama diawal Ramadhan tahun ini terjadi ketika sholat selesai. Saya, yang malas terburu-buru, melipat mukena dan sajadah dengan khusyuk dan syahdu, kalem bak permaisuri raja menyisir rambut alias pelan sepelan angin sepoi-sepoi. Tiba-tiba saya mendengar suara yang memanggil-manggil “Dri…Dri…ayok pulang”….sambil melipat dan tanpa melihat kearah datangnya suara, saya membatin “kasian amat Dri ini, masih mau maen tapi udah diajak pulang sama bapaknya”. Lambat laun, panggilan itu berkurang hanya dengan kata-kata “Dri...Dri…Dri…” tapi dengan intonasi yang makin lama makin tinggi. Saya, lagi lagi membatin “doelahh pak…esok mo puasa…sabar nape…kesian anaknya, jarang-jarang main dimalem Ramadhan, ntar kalo udah gede, biar bisa ada ceritanya, tentang kenangan Ramadhan”. Tapi kok lama-lama saya jadi berpikir, ini anak kok memang agak-agak kurang hajar, daritadi dipanggil, sekalipun dia tidak menyahut. Padahal, saya dulu waktu masih bocah (dan mungkin pengalaman semua anak-anak dijaman saya), sekali mendengar orang tua memanggil, harus menyahut, tanda bahwa kita menghormati orang yang lebih tua (bukankah semua norma dimuka bumi ini memang mengharuskan seperti itu). Apalagi, nda suara si bapak makin meninggi, dan sudah lumayan mengusik saya daritadi.

Mau tidak mau, untuk memenuhi rasa penasaran, saya pun mendongak untuk melihat kearah suara. Tampak didepan saya kepala bapak-bapak yang sedaritadi memanggil-manggil anaknya, menyembul dari arah pembatas antara tempat sholat jamaah pria dan wanita. Ekspresi kaget dari wajah si bapak, membuat saya heran. Saya pun bertanya “Kenapa Pak?” dan tau apa jawabannya si bapak “Eh…maaf mas, saya kira Andri ponakan saya”….Yakkk Jlesekkkkk…kalo diandaikan adegan film kartun, ada puluhan pisau yang nancap dikepala saya. Ternyata eh ternyata, yang dipanggil-panggil oleh si bapak tadi itu saya, yang dikira ponakannya. Dan yang lebih parah lagi, walaupun saya sudah menengadah keatas, tetap saja saya dipanggil mas sama si bapak-bapak itu….Jiahahahaha…antara ingin ketawa ngakak sama manyun, kira-kira itulah ekspresi campuran wajah saya semalam…sambil berharap dalam hati, mudah-mudahan si Andri yang sebenarnya itu beneran cakep kayak saya…jiahahahaha…eitzzz…jangan pada protes, lagi puasa neh…mohon maaf lahir batin yeee ^_^v


*ini lho sosok si cutie dan manis yang semalam dikira Andri -.-"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar