30/09/11

Kuasai Kecerdasan Emosi Anda ^_^


Saya kurang ingat, waktu itu kenapa sampai saya menemukan blog seorang Anne Ahira. Kalau tidak salah malah saya waktu itu sedang iseng mengobrak-abrik internet untuk mencari resep masakan yang ingin saya praktekan dikostan. Tiba-tiba ada semacam iklan untuk bergabung dengan sebuah blog, dengan cara mendaftar.

Hal yang membuat saya tergelitik untuk mendaftar adalah janji dari sang pemilik blog untuk otomatis mengirimkan tulisan-tulisan motivasi beliau ke alamat email pribadi saya. Wow!!! Tanpa berpikir panjang (selama mudah dan gratis,hahaha), saya pun langsung mendaftar, dan sampai detik ini, saya tidak menyesal telah “ikut terjerumus” untuk membaca tulisan demi tulisan beliau yang cuma bisa saya gambarkan dalam satu kata “SPEKTAKULER”. Dan saya pun tidak pelit untuk berbagi dengan teman-teman sekalian. Baiklahhh…tanpa panjang lebar lagi, silahkan menikmati tulisan beliau ^_^v

"Kuasai Kecerdasan Emosi Anda"

(Ditulis oleh Anne Ahira, seorang internet marketing yang jadi buah bibir sekarang).

"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah.Tetapi, marah pada orang yang tepat,dengan kadar yang sesuai, pada waktuyang tepat, demi tujuan yang benar, dandengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."  
-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.
Mampu menguasai emosi, seringkali orang menganggap remeh pada masalah ini. Padahal, kecerdasan tak saja tidak cukup menghantarkan seseorang mencapai kesuksesan. Justru, pengendalian emosi yang baik menjadi faktor penting penentu kesuksesan hidup seseorang. Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran mental dari seseorang yang cerdas dalam menganalisa,  merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks.

Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai insan manusia. Orang yang memiliki kecerdasan emosi bisa memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak. Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya. Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan bertanggung jawab dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya sebagai bukti tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya. Kecerdasan emosi lebih terfokus pada pencapaian kesuksesan hidup yang *tidak tampak*.

Kesuksesan bisa tercapai ketika seseorang bisa membuat kesepakatan dengan melibatkan emosi, perasaan dan interaksi dengan sesamanya. Terbukti, pencapaian kesuksesan secara materi tidak menjamin kepuasan hati seseorang.
Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang juga dikenal dengan sebutan "EQ"), dikenalkan melalui pasar dunia. Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengatasi dan menggunakan emosi secara tepat dalam setiap bentuk interaksi lebih dibutuhkan daripada kecerdasan otak (IQ) seseorang. Sekarang, mari kita lihat, bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa....

Seorang miliuner kaya di Amerika Serikat, Donald Trump, adalah contoh apik dalam hal ini. Di tahun 1980 hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup sukses, dengan kekayaan pribadi yang diperkirakan sebesar satu miliar US dollar. Dua buku berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu "The Art of The Deal dan Surviving at the Top". Namun jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus... Kalian ingat depresi yang melanda duniadi akhir tahun 1990? Pada saat ituharga saham properti pun ikut anjlok dengan drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat berkebalikan.

Trump yang sangat tergantung pada bisnis propertinya ini harus menanggung hutang sebesar 900 juta US Dollar!Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi kebangkrutannya. Beberapa temannya yang mengalami nasib serupa berpikir bahwa inilah akhir kehidupan mereka, hingga benar-benar mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Di sini kecerdasan emosi Trump benar-benar diuji. Bagaimana tidak, ketika ia mengharap simpati dari mantan istrinya, ia justru diminta memberikan semua harta yang tersisa sebagai ganti rugi perceraian mereka. Orang-orang yang dianggap sebagai teman dekatnya pun pergi meninggalkannya begitu saja. Alasan yang sangat mendukung bagi Trump untuk putus asa dan menyerah pada hidup. Namun itu tidak dilakukannya.

Trump justru memandang bahwa ini kesempatan untuk bekerja dan mengubah keadaan. Meski secara finansial ia telah kehilangan segalanya, namun ada"intangible asset" yang tetap dimilikinya. Ya, Trump memiliki pengalaman dan pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh lebih berharga dari semua hartanya yang pernah ada!!! Apa yang terjadi selanjutnya? Fantastis, enam bulan kemudian Trump sudah berhasil membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah bisnisnya. Tiga tahun berikutnya, Trump mampu  mendapat keuntungan sebesar US$3 Milliar. Ia pun berhasil menulis kembali buku terbarunya yang diberi judul "The Art of The Comeback". Dalam bukunya ini Trump bercerita bagaimana kebangkrutan yang menimpanya justru menjadikannya lebih bijaksana, kuat dan fokus daripada sebelumnya. Bahkan ia berpikir, jika saja musibah itu tidak terjadi, maka ia tidak akan pernah tahu teman sejatinya dan tidak akan menjadikannya lebih kaya dari yang sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)

Kecerdasan Emosi memberikan seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan pada seseorang untuk berani menghadapi ketakutan. Tidak sama halnya seperti kecerdasan otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir pada setiap org & bisa dikembangkan.

Berikut beberapa tips bagaimana cara mengasah kecerdasan emosi:

1. Selalu hidup dengan keberanian.

Latihan dan berani mencoba hal-hal baru akan memberikan beragam pengalaman dan membuka pikiran dengan berbagai kemungkinan lain dalam hidup.

2. Selalu bertanggung jawab dalam segala hal.
  Ini akan menjadi jalan untuk bisa mendapatkan kepercayaan orang lain dan mengendalikan kita untuk tidak mudah menyerah. "being accountable is being dependable"

3. Berani keluar dari zona nyaman.

    Mencoba keluar dari zona nyaman akan membuat kita bisa mengeksplorasi banyak hal.

4. Mengenali rasa takut dan mencoba     untuk menghadapinya.

    Melakukan hal ini akan membangun rasa percaya diri dan dapat menjadi jaminan bahwa segala sesuatu pasti ada solusinya.

5. Bersikap rendah hati.

    Mau mengakui kesalahan dalam hidup justru dapat meningkatkan harga diri kita.

So, kuasailah kecerdasan emosi kita!!!

Karena mengendalikan emosi merupakan salah satu faktor penting yang bisa mengendalikan kita menuju sukses dan juga menikmati warna-warni kehidupan. :-)


(lumayan jadi mood booster gw disiang hari yang pusing dengan berbagai masalah yang berhubungan dengan kata "closing akhir bulan")


Jakarta, 30 September 2011 (wake me up when september ends, but not wake up with panda eyes and damn headache)

Menara BCA lantai 55, ditengah hiruk pikuk orang-orang yang teriak2 "BTS off...closingg...closinggg" T_T

24/09/11

Doa Sahabat Maya

Bidikan matanya, melalui perantara seperangkat alat, membuat saya pertama kali terpesona dengan sosoknya. Aneh memang, karena sampai saat ini, saya tidak pernah bertemu dengan sosok yang hampir setahun yang lalu mengajukan permintaan pertemanan dengan saya melalui akun jejaring sosial. Biasanya, saya malas sekali menyetujui ajakan pertemanan, jika saya tidak pernah bertemu muka ataupun kenalan langsung. Untung waktu itu, beliau tidak melindungi dinding akun pribadinya, yang memamerkan hasil-hasil karyanya, dan satu kata "wah!!!", menjadikan satu "klik" dan...voilaa...jadilah kami bersahabat maya sampai saat ini.
Beliau juga selama ini menjadi pembaca setia beberapa kicau ramai yang saya tuangkan dalam rangkaian kata. Sekedar memberi jempol, kadang memberi komentar pendek, cukup membuat saya senang, karena merasa karya saya dihargai, oleh orang yang bahkan tidak mengenal saya langsung. Terkadang juga beliau menulis ulasan tentang daerah kami tercinta, bumi nyiur diujung utara.
Saya memang bukan pembaca aura, atau semacam peramal raut wajah, tapi hanya dengan melihat foto beliau, saya tau, sosok ini lebih dari sekedar idola.
Hari ini, menurut pengingat di akun pribadi saya, beliau rupanya bertambah usia, satu tahun lagi karunia untuk mengubah dunia sekitarnya, agar semakin berdaya guna, sesuai sumpah jabatan yang dipercayakan padanya.
Selamat Hari Jadi Tante Lini (tanpa mengurangi rasa hormat dan kagum saya, cuma sekedar ingin menyapa akrab), semoga tetap sehat, terus bahagia, dan tambah sejahtera...
Beribu doa, berjuta harapan, bermilyar berkat, semoga melimpah dihari indahmu kali ini...
Semoga Tuhan selalu menemani disetiap langkah dan lari...

12/09/11

Satu itu Waktu, Waktu itu Rindu, Rindu itu Kamu...

Hari ini, ketika langit biru bersih tanpa pelangi,

Beribu jam berlalu tanpa melihat tawa dari wajah itu, omelan panjang tanpa suara yang keluar dari sorot mata yang tak pernah melahirkan jemu.

Beribu sesal berpacu ketika dulu tak kumanfaatkan waktu saat sosok itu masih lalu lalang disampingku.

Beribu rindu bermain dan bergelayut dipelupuk mata senduku, ketika hanya bisa melihat bayang dalam pigura yang kenyataannya terbang melayang, jutaan mil, tak jelas kapan akan bertemu.

Beribu cerita yang terkumpul diujung lidah kelu, yang tak tahu kapan bisa meluncur bebas ceria dari mulutku laksana dulu, ketika argumen kita beradu.

Beribu tanya berbaris rapi, menunggu giliran meluncur dialunan nyanyian sunyi, ketika kabarmu tak kunjung menghampiri.

Kamu, tak lekang oleh waktu.

Bahkan ketika hanya mendengar tawa sepersekian detik, seminggu sekali, membuatku merasa hidup dan siap untuk terbang menghampiri.

Bahkan ketika hanya bercerita lewat untaian kata lewat jutaan huruf tanpa suara, membuatku merasa sedang berada didepanmu, dikedai kopi langganan kita, tertawa, bercanda, ceria.

Bahkan ketika hanya mendengar kisah seribu satu dari balasan surat canggihmu, membuatku merasa turut berjalan, tanpa bergandengan tangan, khas kita, menemanimu kemana saja.

Bahkan ketika hanya menerima kabar dari orang lain tentangmu, meninggalkan sejuta jejak semu dibahtera alam sadarku, menetaskan bahagia, yang mengiringi sebaris doa tulus agar Dia menjaga dan melindungimu selalu.

Terima kasih,

Untukmu, yang selalu datang tepat waktu ketika hati ini dilanda rindu.


Satu Waktu, Waktu Rindu, Rindu Kamu...



Menara BCA, lantai 55, ketika angin dan awan bersekongkol menimbulkan aura menggemaskan.

Jakarta, 12 September 2011, 1:39 P.M waktu kompie kantor yang seharian dipake nulis blog :p