30/11/12

Refleksi 30 November 2012 :)

"Hujan itu berarti harapan.
Malam itu berarti kenangan.
Hujan dan malam, kolaborasi derasnya harapan ditengah saratnya kenangan"

Malam ini, sepertinya Tuhan sengaja memberikan saya kado ulang tahun satu jam lebih cepat. Yap, saya terbangun ditanggal 29 November dikala waktu ponsel pintar berwarna kuning ini menunjukkan pukul 11 malam. Tubuh yang lelah setelah seharian nongkrong (eh...hahaha) bersama klien (ohh,kerja tohh..kirainnn), tampak malas bangun (lagi) sekedar untuk membersihkan muka, minum susu, dan segala ritual sebelum tidur itu. Apalagi...ahhh... bunyi hujan diluar jendela kamar membuat saya terlena, bersekongkol dengan selimut, sepakat bercengkrama demi menikmati alunan ritmik bunyi bulir yang berebutan jatuh ke bumi.

Ketika tak sengaja saya melihat angka diponsel "11:11", sontak saya terbangun, lalu duduk bersandar disisi ranjang. Saya suka sekali angka 11, awalnya karena itu bulan kelahiran saya, lama-lama seakan menjadi nomer keberuntungan yang percaya atau tidak sering membawa saya mengarungi hal-hal ajaib sepanjang hidup saya. Saya juga punya kebiasaan, ketika kebetulan melihat angka 11:11 itu disiang ataupun malam hari, saya spontan menutup mata, dan berdialog singkat dengan Tuhan, umumnya tentang pertanyaan singkat saya untukNya hari itu, atau sekelumit harapan tentang hidup, atau mungkin hanya sebaris doa, untuk hhhmmm...seseorang yang tidak perlu saya sebutkan namanya, haha.

Malam ini, "11:11" saya hanya berisi tentang ucapan terima kasih, khusus untuk Sang Maha Kasih. Betapa seringnya saya meminta, tetapi sering lupa berterima kasih. Betapa seringnya saya berharap, tetapi sering lupa berusaha. Betapa seringnya saya mendoakan dia, tetapi sering lupa akan keberadaannya yang sebenarnya nyata. Absurd. Kali ini, saya menikmati detik demi detik sisa umur saya tahun ini, sambil bermonolog dengan Pencipta sekaligus Teman saya, dengan beribu ucapan terima kasih akan hidup yang luar biasa ini.

Rasanya, suasana hujan ditengah malam ini tepat untuk sejenak melakukan refleksi hidup, kegiatan tahunan yang selalu saya lakukan sebelum pergantian hari menuju umur yang baru. Saya memang sangat menyukai (dan sering menjadi pencetus ide) pesta kejutan untuk para kerabat dan sahabat dimalam pergantian umur mereka. Senang rasanya melihat rona keterkejutan diwajah para orang terkasih itu, ketika saya dan rombongan datang bersama kue dan kado sederhana untuk mereka. Tetapi itu tidak berlaku untuk saya sendiri. Seringnya saya malah kabur dari kota tempat saya tinggal, mengasingkan diri disuatu tempat dimana saya bisa menikmati saat istimewa itu sendirian,haha curang bukan? :D

Untung lah malam ini saya tidak perlu repot-repot kabur, karena musim hujan yang datang lebih cepat tahun ini, sedikit banyak melunturkan niat para pemberi kejutan,haha. Saya jadi bebas bermeditasi (halah), bertegur sapa, bercanda, plus bergalau ria (haha) dengan Sang Empunya umur.

Mengapa hujan? Saya, sering menyebut diri sebagai gadis hujan. Saya sangat betah berlama-lama menatap hujan. Saya menggilai harum khas tanah yang tersapu air bah langit itu. Hujan, seakan mengirim banyak cerita untuk saya nikmati. Hujan, seperti menyanyikan orkestra kerinduan dari berbagai penjuru bumi yang sering menenangkan kekacauan diri. Jutaan bulir berarti sejuta magis buat imajinasi liar saya. Hujan, mendatangkan sejuta harapan. Layaknya dingin yang datang bersamaan dengannya,benar-benar asli menusuk tulang, harapan yang datang bersama hujan pun selalu asli, bukan reka sugesti pikiran.

Mengapa malam? Saya memang tidak pernah menyebut diri saya si gadis malam (malu ama waria taman lawang,hahaha), tetapi sejak dulu, saya memang kurang bisa beraktifitas (baca: bangun) dikala matahari masih riang gembira. Daya kreasi masih setengah berjaya dibandingkan saat gelap menyelimuti langit. Saat para burung telah pulang kandang, saya justru merasa bergairah untuk memulai hari. Daya improvisasi sangat tinggi dimalam hari. Sering saya dijuluki kelelawar yang takut bangun pagi,haha.

Hujan, malam, harapan, kenangan. Isi ritual tahunan saya pun ramai kali ini. Kenangan akan masa lalu yang manis, harapan akan masa depan yang optimis. Saya menikmati setiap prosesnya, karena awal dan tujuan, merupakan rangkaian baku. Proseslah yang merupakan tantangan tersendiri. Tak beralur pasti, tergantung ramuan pribadi. Saya suka tantangan, maka saya mencintai setiap prosesnya. Tuhan, selalu memberikan saya proses yang unik. Perjalanan yang selalu melahirkan pelajaran. Dilahirkan ditengah keluarga yang istimewa, dibesarkan dilingkungan yang menyenangkan, ditakdirkan bertemu dengan orang-orang yang luar biasa, hanya satu yang bisa saya simpulkan; Hidup saya itu mempesona!!!

Terbayang senyum orang-orang yang saya kasihi, terlintas caci orang-orang yang saya sakiti, tersirat pesan dari setiap kejadian yang telah saya lalui, terlukis harapan dari setiap jalan yang akan saya tapaki. Ah, ritual ini memang menyenangkan, saya menjadi semakin sadar, betapa ajaib rangkaian kenangan yang divisualisasikan bersamaan. Arus liar tawa tangis telah membentuk melodrama hidup yang fantastis.

Tuhan, nikmatmu mana lagi yang saya dustakan.
Tuhan, terima kasih, akan anugerahMu yang sekali lagi dipercayakan untuk saya jalani. Engkau Maha Baik, semoga dengan cintaMu, kedepan nanti jalan ini terberkati selalu, seperti kemarin, dan kemarinnya lagi, hari ini, lalu esok, dan esoknya lagi. Selamanya, tanpa henti, sampai ajal menanti. Amin

"Dalam hidup ini kita tidak dapat melakukan hal yang besar, kita hanya dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar" (Mother Teresa)

Jakarta, 30 November 2012. 03:15

Malam hujan pertama di usia baru ^^
Alhamdulillahhhh