18/04/11

A Hectic Day, A Precious Moment To Celebrate

Hari yang super duper melelahkan...
 
Sebenarnya sih, saya memulai hari pada jam 10 pagi...hahaha...waktu yang gak normal disebut "pagi", tapi buat saya yang tidur setelah adzan subuh berkumandang (ketika warga Jakarta malah udah nyiapin sepeda buat car free day-an dihari minggu),itu benar-benar masih terlalu "pagi".
 
Saya tidur "pagi", bukan sok gaul malem mingguan dijalan ato menghabiskan malam bersosialisasi di club seantero Jakarta (saya gak segaul itu kok...hahaha), ato menghabiskan berpuluh kaset dvd film seri seperti layaknya kebiasaan teman-teman saya menghabiskan waktu weekend bermalas-malasan dirumah. Saya, tidur pagi karena beberapa alasan, alasan-alasan yang buat saya penting, karena satu kata "Sahabat" .
 
Hari ini, saya dan beberapa teman yang tergabung dalam grup "ManDJa" alias Manado Di Jakarta; kumpulan anak-anak perantau dari bumi Nyiur Melambai yang bertarung Jakarta,merayakan 3 tahun perayaan berdirinya grup kami, grup kocak tukang jalan tukang makan, yang terbentuk di Jakarta, tepatnya daerah Kuningan dan sekitarnya. Anak-anak yang jauh dari tanah kelahiran, yang merasa senasib sepenanggungan. Lucunya, justru ide ManDJa ini muncul ketika 3 tahun yang lalu kami berwisata ke Bandung. Saat makan malam di D'Cost (maaf untuk promosi gratis ini), saya bermaksud "mengerjai" salah seorang sahabat saya yang saat itu berulang tahun dan mengantongi duit lumayan (waktu di bus menuju Bandung, saya dan dia rebutan dompetnya untuk melihat foto siapa yang berada didompetnya, tapi saya malah melihat 10 lembar uang biru benhur bergambar I Gusti Ngurah Rai), untuk mentraktir rombongan kami itu.
Acara traktir (agak) tak ikhlas itulah yang menjadi awal mula terbentuknya grup "ManDJa" (dan entah disengaja karena harganya murah dengan porsi lumayan banyak, atau para Manadoers ini memang pencinta makanan hasil laut, D'Cost selalu jadi tempat favorit para anggota grup untuk merayakan ulang tahun kami, dan gak heran kami sudah berkeliling hampir beberapa cabang D'Cost diseantero Jakarta").
Tahun demi tahun kami lewatkan dengan canda, tawa, tangis, saling mempelajari karakter masing-masing, sehingga gak kerasa, tahun ini umur grup rempong ini memasuki tahun ketiga. Jumlah anggota grup selalu konstan, yaitu tidak pernah lebih dari 20 orang, karena beberapa anggota yang harus meninggalkan ibukota tercinta (preett) ini karena berbagai alasan, umumnya sih karena pindah tugas, tapi juga bertambah kalau ada anak Manado yang pindah untuk mengadu nasib di Jakarta.
 
Dannn...hari ini, tepat jam 12 malam, kami para anggota yang tersisa bermaksud memberikan kejutan kepada sang sahabat yang ultahnya dijadikan penanda terciptanya grup gara2 insiden "traktiran" 3 tahun lalu. Si botak berlesung pipit yang berulang tahun ini kebetulan merupakan sahabat terdekat saya sejak remaja (hahaha...berasa tua bangka).
Yeap, hari ini, 26 tahun yang lalu, lahir seorang anak lelaki,berparas lumayan (lumayan banyak fansnya,yang kadang membuat saya berpikir ingin membuka usaha "penyewaan sahabat" hahaha),berbadan lumayan (lumayan buat dijual kiloan...hahaha), dan yang pasti berotak lumayan (tempat peminjaman lembar kerja siswa alias LKS sejak jaman sekolah...hahaha). Bebih, begitulah saya memanggil "sahabat 24 jam" ini, seharusnya harus tidur lebih awal, karena kondisinya yang kurang vit (masuk angin gak jelas gara2 kebanyakan latihan sesi foto dikuburan). Seperti biasa, format "kejutan ulang tahun" adalah, membawa kue berhiaskan lilin yang sudah dinyalakan kedepan kamar kostan.
Celakanya, entah karena kami semua pendukung program pemerintah untuk gerakan anti merokok, atau kebetulan yang berniat memberi kejutan ini hanya anggota cewe aja (ples 1 anggota cowo,yang juga hidup sehat tanpa asap),maka gak seorang pun dari kami yang punya korek api. Walhasil, kami pun nekad membajak korek api si abang tukang nasi goreng depan kostan. Kue berukuran kecil itu, kami bawa dengan cara mengendap-endap sambil cekikikan gara-gara lilin "khusus gak bisa mati".
Kamarnya Bebih, ada di lantai 3, dan ketika sampai diatas, lampunya mati (ya ealahhh...yelloowww...itu jam berapee). Ketak-ketok dan tadaaaaaa...begitu pintu terbuka, dengan muka asem,lesung pipit diseluruh muka alias muka berkerut mengantuk tapi kaget, Bebih menyambut kedatangan kami, dan sialnya dia langsung tidur lagi sambil menarik selimut menutupi seluruh mukanya (curiga dia sebenarnya ingin menangis tersedu-sedu karena terharu...badan rambo hati bimbo...hahaha). Setelah adegan "make a wish", tiup lilin yang gak mati2 (hahahaha) dan potong kue yang agak ngasal, kami berenam pun mengobrol sambil tertawa-tawa, dan berakhir ketika salah satu dari kami hampir terlelap disamping saya.
 
Akhirnya kami pun kembali pulang ke markas para wanita di gang sebelah. Saya, malam itu menginap dikostan Iren (adik "mungil" nya Bebih), untuk "proyek pengerjaan prakarya", sebagai bentuk hadiah kami kepada salah satu anggota grup yang akan menikah 2 minggu lagi dikampung halaman. Sebenarnya, kalau gak terbentur masalah jadwal pemotretan (hahaha) dan dana *alasan utama,haha* (oh Manado tercinta,entah kenapa tiketmu gak pernah murah,hiks), kami semua ingin sekali menghadiri pernikahan unik (pernikahan yang diselenggarakan memakai adat ASLI Minahasa, lengkap dengan roda tradisional pengantin dan SAPI nya tentu saja...hahaha). Hhmmm...jadilah "prakarya" ini, sebagai ganti kehadiran kami disana. Tapi, saya si pembuat ide prakarya, justru belum punya ide, harus diapakan bahan-bahan yang sudah didepan mata. Sambil memutar otak yang hampir habis kapasitasnya gara-gara memikirkan kehidupan yang suram plus seseorang yang jauh (hahaha,curcollll), saya berdendang (dalam hati, khawatir membangunkan 3 mahluk disamping saya yang sudah sukses terlelap dengan gaya megaloman menjajal lawan alias tidur acak adut dempet-dempetan) lagu-lagu jadul selama hampir satu jam.
 
Tepat ketika lagu keduabelas, saya menemukan ide, dan "master" alias "dummy" alias "contoh" prakarya pun jadi. Dua buah dummy selesai, dan adzan subuh berkumandang. Entah karena rasa cinta saya kepada sahabat saya yang terlalu besar, atau malah rasa bersalah tidak bisa menghadiri pernikahannya juga yang terlalu besar, membuat badan saya seperti disuntik berton-ton vitamin, sehingga kuat lama-lama duduk bersila untuk sekedar menciptakan prakarya tersebut. Saya pun tidur sampai jam 10 pagi (hanya 5 jam, dari kebiasaan tidur malam yang 10 jam, jiahahaha), kemudian berniat melanjutkan bersama beberapa sahabat setelah pulang dari acara perayaan malam nanti.
 
Berhubung hari ini hari yang panjang, saya benar-benar harus pandai mengatur waktu. Bangun jam 10 pagi , ada kegiatan gunting menggunting prakarya, mandi, makan siang, pulang ke kostan untuk ganti baju, sore ada undangan makan-makan (kali ini IKHLAS binti REDHO...hahaha) dari si Bebih, kemudian malamnya melanjutkan prakarya bersama para sahabat. Tapi, sesampainya dikostan, hujan petir menggelegar dan membuat keadaan Jakarta jadi agak menyeramkan. Terpaksa, dengan sedikit perjuangan (kalau saja bukan ulang tahun Bebih ples hari perayaan grup, saya malas hujan-hujanan ke D'Cost), sambil berpayung, berjas hujan, bersendal jepit, dan berkalung sorban (lhooo), saya berlari-lari sambil komat-kamit berdzikir gara-gara petir yang masih menggelegar ditengah perjalanan (bisa dibilang, hal kedua yang membuat saya religius adalah berjalan ditengah hujan badai ples petir dan naik pesawat yang bergoyang hebat ditengah badai, hahaha). Sesampainya disana, seperti biasa kami para anggota grup makan, bercanda, ledek-ledakan ("bakusedu dengan baterek" kalo kata orang Manado), dan diakhiri dengan foto bersama (as always lah). Pulang ke kostan Iren, lagi-lagi saya dan beberapa sahabat saya kembali mengerjakan "prakarya" tersebut, sampai waktu menunjukan pukul 3 dinihari.
 
Benar-benar hari yang melelahkan untuk ukuran orang normal. Tapi untuk saya, lelah dan perjuangan itu, terbayar lunas ketika melihat lesung pipit si Bebih yang muncul ketika dia tersenyum melihat "kejutan kecil" kami, plus kedatangan hampir semua personel grup pada pesta kecilnya di D'Cost, juga terbayar lunas ketika melihat senyum puas dan kelegaan dimata kedua calon penganten setelah melihat hasil prakarya kami, sehingga sedikit mengurangi ketegangan diraut wajah mereka selama sebulan terakhir ini. Senyum dan tawa kalian, ibarat pelangi setelah hujan, dan oase ditengah gurun pasir...halah...hahaha. Daripada saya semakin ngaco, mending saya tidur saja...kali aja ketemu seseorang dimimpi...hahay (makin pagi makin curhat....hahahaha).
 
"Sahabat itu...bukan berjalan seperti gunting, meski lurus tapi memisahkan yg menyatu. Sahabat itu berjalan seperti jarum, meski menusuk & menyakitkan, tapi menyatukan yg terpisah. Sahabat bukan hanya untuk bersenang2, tapi saling mengingatkan & menegur dgn jujur untuk sama2 belajar".
 
Selamat Hari Jadi Ivan "Bebih" Telwe, Selamat Menyongsong Hidup Baru Cyanthi "Sailormoon" Manoppo dan Sonny Mumbunan, dannn... Happy Anniversary voor ManDJa... happily ever afterrr...hip hip hurayyyy
\(‾▿‾\)┌( _o_ )┐ (/‾▿‾)/
 
Jakarta, 17-18 April 2011 (tulisan dibuat bersambung tiap jam BB saya nunjukin angka 03:15...alias sesaat sebelum saya mo tidur)
 
Setiabudi V, Gang 2, kamar pindah-pindah antara kamar Iren ama kamar Mela :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar