Surat singkat untuk Mama ( Jouke Femmy Rotinsulu dalam Kenangan: 26 Juni 1953 - 21 November 2008)
Dear mam,
Genap 3 tahun mam, sejak Jumat pagi ade menerima telepon dari Papa, mengabarkan tentang kepergianmu.
Gak percaya mam, kalo hari Kamis pagi, terakhir kali ade liat senyum teduh diwajahmu ketika melepas ade pergi ke kantor.
Tapi Alhamdulillah mam, penderitaan ragamu selama hampir dua tahun, akhirnya terbang ke langit bersama jiwamu.
Sedih
juga mam, setiap lebaran sudah tidak ada lagi pudding sirup orson
orange kebanggaanmu (yang tidak bisa kami buat lagi, karena dua anak
perempuanmu ini sukses menghilangkan buku kumpulan resep masakan
andalanmu).
Kocak yah mam, inget obrolan dihari-hari
terakhirmu tentang niat dan pencapaian, soal skripsi dan impian masa
depan, yang kayaknya sampai sekarang masih sulit ade wujudkan (skripsi
sih udah mam, jadi sukses itu yang masih belum kesampaian,hahaha).
Maaf
yah mam, soal salah satu titipanmu yang tidak bisa ade pelihara sesuai
janji. Kami sudah mempunyai jalan sendiri-sendiri, tapi jangan khawatir,
ade masih memelihara satu tali silaturahmi.
Kangen deh mam, sama harum parfum melati dan teriakan dipagi hari menyuruh ade untuk segera mandi dan bergegas menyongsong hari.
Kehilangan banget mam, dengan berondongan pertanyaan “De, sudah makan? Lagi dimana? Jakarta hujan ato panas sayang?”
Sedih
juga mam, tiap ketemu saudara jauh dan mendengar kata “Wajahmu mirip
sekali mamamu, mudah-mudahan beliau tenang disana yah sayang”.
Khawatir
juga mam, melihat belahan jiwamu kini selalu sendiri. Beliau yang lebih
senang menutup diri, seperti kehilangan permata hati, selalu menerawang
dan menyepi. Maaf mam, kami belum bisa sepertimu, mendampingi beliau
sebagai bentuk pengabdian sejati.
Bangga juga mam,
mendengar berbagai cerita pujian tentang kebaikanmu yang sampai saat ini
belum bisa ade atau kakak warisi dengan baik.
Kesel juga
mam, kalau setiap ketemu saudara dan handai tolan, mereka selalu
bertanya “Kapan kamu menikah, kasian mamamu disana gak tenang karena gak
ada yang jagain kamu?” haduhh, emang belum cukup yah mam, umur ade
sekarang, masih harus dikhawatirin seperti anak kecil pulang petang.
Waktu
cepat sekali berlalu mam, banyak cerita tentang tanaman-tanaman hiasmu
yang tak pernah sukses ade pelihara, dan akhirnya mati, tentang duo cucu
perusuh rumahmu yang sangat mama sayangi, Jordan si pemalu yang
beranjak dewasa dan mulai unjuk gigi, Zhania centil yang otoriter, manja
dan gemar menyanyi, tentang koleksi berbagai keramik dan guci, dan
tentang baju-bajumu dalam lemari yang ternyata kembali populer dan
sukses ade pakai kesana-kemari.
Ahhh mam….andai engkau
masih disini, banyak cerita seru nan lebay khas anak tomboimu ini, soal
kenapa dulu ade yang tadinya kerja tapi lebih memilih berhenti, soal
teman-teman hebat yang ade kenal setelah mama pergi, tentang
perjalanan-perjalanan seru mencari jati diri, tentang impian-impian yang
ingin ade lakoni, tentang cita-cita yang satu per satu sudah ade raih,
tentang hujan yang selalu membawa pikiran ini melayang pergi, dan
tentang cinta abadi yang sampai sekarang masih belum ade temui, hahaha.
Doaku
mam, semoga tenang diperaduanmu yang baru. Jangan khawatirkan duo peri
kesayanganmu, karena kami akan terus mengejar mimpi tanpa ragu, demi
janji terbaik kepada sosok wanita tercantik yang akan kami puja selalu,
yang kami sebut dengan penuh cinta kasih, Jouke Femmy Rotinsulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar