Ahh...tetapi saya juga heran, tidak ada rasa penyesalan besar yang seharusnya saya rasakan ketika saya batal melakukan suatu perjalanan, seperti yang sudah-sudah, ketika saya sudah merencanakan, sudah berkemas, dan akhirnya tidak jadi berangkat. Saya tetap santai, dan bahkan malam ini tetap berkutat dengan para mainan saya (baca: si kuning selular pintar dan laptop kesayangan saya). Apa karena faktor harga tiket kereta yang murah? atau karena persiapan saya juga yang saya rasa masih kurang lengkap? Atau karena saya belum menjemput oleh-oleh cake pisang keju yang kata pembawa oleh-olehnya sudah seharian melambai dan menjerit memanggil nama saya (tampaknya dia sudah terjangkit kelebay-an saya dalam bermajas). Entahlah, yang pasti, seperti ada yang menahan saya untuk berangkat malam ini, tetapi saya juga tidak tau persis itu apa.
Padahal, saya sudah membuat janji dengan beberapa teman disana, untuk berkeliling posko bencana yang membutuhkan tenaga dan bantuan kami, bahkan saya juga sudah membawa beberapa peralatan sekolah pesanan beberapa adik angkat saya disana (maafkan kakak De) yang saya temui pada waktu menjadi relawan kemarin, dan ahhh... perjalanan saya ini juga sudah tertunda untuk kedua kalinya. Padahal saya juga telah berencana untuk melewatkan malam pergantian umur (halahhh) tahun ini di kota pelajar itu, kota impian saya sejak duduk di bangku SMU. Saya ingin merasakan kesederhanaan berhari ulang tahun dikota yang sederhana itu. Hari ulang tahun tanpa pesta, tetapi sarat makna. Terbayang kegiatan duduk sendiri, menikmati dan merenungi berkat Tuhan pada tahun ini, sambil berharap keajaiban terjadi. Tentu saja, saya tetap berharap kejutan dari Tuhan untuk ulang tahun saya tahun ini. Mudah-mudahan Tuhan nanti membuat Jogya jadi kota ternyaman saya pada hari itu.
Akhirnya malam ini saya hanya bisa mengunduh lagu ”Jogyakarta” dari Kla Project, memutar lagu itu berulang-ulang, untuk menepis sedikit keresahan hati karena malam ini tidak jadi pergi.
”Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu/ Masih seperti dulu/Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna/Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu/Nikmati bersama suasana Jogja”
p.s: sebenarnya saya tidak punya kenangan khusus dengan seseorang dikota Jogya, tetapi kenangan-kenangan menyenangkan ketika berada disana, terlalu panjang untuk saya sebutkan satu-satu, dan saya rasa, lirik lagu itu cukuplah untuk menggambarkan betapa saya senang sekali berada dikota yang punya slogan ”Berhati Nyaman” tersebut.
(maaf, kali ini saya gak sempat maen kesini buat sekedar beliin titipan temen2. maklum,no blanja blanji for this year.haha) |
Jakarta, 28 November 2010 (countdown to my bornday)
Masih diatas kasur berlapis sprei kuning, memangku laptop kesayangan, tetap belum bisa memaksa mata untuk bersama menjangkau mimpi pagi ini. T_T